
Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025
Gerhana bulan ini dapat terlihat dari mana saja di sisi malam Bumi, asalkan langit cerah. Dari beberapa tempat, seluruh gerhana akan terlihat, sementara di area lain, Bulan akan terbit atau terbenam saat gerhana berlangsung.
Kawasan yang dapat menyaksikan setidaknya beberapa bagian gerhana: Eropa, sebagian besar Asia, sebagian besar Australia, sebagian besar Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Pasifik, Atlantik, Arktik, Antartika.
Gerhana ini tidak terlihat di Indonesia – Gerhana sudah memasuki fase akhir (penumbra, tdk terdeteksi oleh mata biasa, terlihat seperti purnama biasa) saat bulan terbit di zona Timur Indonesia. gerhana Bulan penumbra sering kali sulit dibedakan dari Bulan Purnama normal .
Fenomena alam ini sebenarnya bisa dihitung secara astronomis kapan terjadinya (bahkan untuk beberapa puluh tahun kedepan), dimana ketika lintang ekliptik bulan mendekati 0⁰ dan fase bulan new moon/ Ijtimak (terjadi gerhana matahari) atau full moon/ purnama (terjadi gerhana bulan)
Peta dan Animasi Gerhana 14 Maret 2025
Catatan: Area dengan bayangan lebih terang di sebelah kiri (Barat) dari pusat akan mengalami gerhana setelah bulan terbit/matahari terbenam. Area dengan bayangan lebih terang di sebelah kanan (Timur) dari pusat akan mengalami gerhana hingga bulan terbenam/matahari terbit. Visibilitas gerhana yang sebenarnya tergantung pada kondisi cuaca dan garis pandang ke Bulan.
- Gerhana Penumbra dimulai 10:57:28 WIB
- Gerhana Sebagian dimulai 12:09:40 WIB
- Gerhana penuh dimulai 13:26:06 WIB
- Gerhana penuh berakhir 14:31:26 WIB
- Gerhana Sebagian berakhir 15:47:52 WIB
- Gerhana Penumbra berakhir 17:00:09 WIB
Durasi Gerhana 14 Maret 2025
1. Durasi Keseluruhan: 6 Jam, 3 Menit
Durasi ini mencakup semua fase gerhana, mulai dari saat Bulan pertama kali memasuki bayangan Bumi hingga keluar sepenuhnya. Dalam kurun waktu lebih dari enam jam ini, kita bisa menyaksikan perubahan warna dan intensitas cahaya Bulan yang unik.
2. Durasi Totalitas: 1 Jam, 5 Menit
Fase totalitas terjadi saat Bulan sepenuhnya berada dalam umbra, bayangan inti Bumi. Inilah momen ketika Bulan berubah menjadi merah tembaga akibat pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi. Efek ini sering disebut sebagai “Blood Moon” atau Bulan Merah Darah.
3. Durasi Fase Parsial: 2 Jam, 33 Menit
Sebelum dan sesudah fase totalitas, Bulan hanya sebagian tertutup oleh umbra Bumi. Fase parsial ini terjadi dalam dua tahap:
– Fase parsial pertama: Ketika bayangan gelap Bumi mulai “menggerogoti” permukaan Bulan.
– Fase parsial kedua: Ketika Bulan perlahan keluar dari umbra dan kembali mendapatkan cahayanya.
4. Durasi Fase Penumbra: 2 Jam, 24 Menit
Fase ini adalah bagian awal dan akhir dari gerhana, ketika Bulan melewati penumbra (bayangan samar Bumi). Karena penumbra hanya sedikit menghalangi cahaya Matahari, perubahan pada Bulan sering kali sulit diamati dengan mata telanjang. Namun, jika diperhatikan dengan seksama, Bulan akan tampak sedikit lebih redup selama fase ini.
Mengapa Durasi Berbeda-beda?
Durasi setiap fase gerhana bulan bergantung pada beberapa faktor astronomis, seperti:
– Jarak antara Bumi dan Bulan: Semakin dekat Bulan ke Bumi, semakin lama durasi gerhana.
– Sudut lintasan Bulan: Jika Bulan melewati bagian tengah bayangan Bumi, totalitas akan lebih lama.
– Atmosfer Bumi: Kondisi atmosfer dapat memengaruhi bagaimana cahaya Matahari dibiaskan ke Bulan selama fase total.
Kesimpulan
Dengan durasi keseluruhan lebih dari enam jam, gerhana bulan memberikan pengalaman yang luar biasa bagi para pengamat langit. Mulai dari fase penumbra yang nyaris tak terlihat, fase parsial yang dramatis, hingga totalitas yang memesona, setiap fase memiliki daya tariknya sendiri. Sayangnya fenomena ini tidak terlihat di Indonesia
Jika Anda ingin menikmati gerhana bulan berikutnya, pastikan untuk menandai kalender Falak ABI dan siapkan teleskop atau kamera untuk mengabadikan momen langit yang langka ini!🌕