PREDIKSI AWAL RAMADHAN DAN SYAWAL 1440 H
Prediksi Awal Ramadhan 1440 H
Kondisi hilal Sya’ban 1440 H
Ijtima’ awal Sya’ban yang lalu terjadi pada 5 April 2019 jam 15:51 WIB. Artinya, bisa dipastikan bahwa pengamatan hilal untuk wilayah Indonesia dilaksanakan pada tanggal tersebut meskipun terjadi kondisi di mana ijtima’ terjadi sesaat setelah sunset untuk daerah perbatasan sebelah timur Indonesia (sesuai kalkulasi, ijtima’ terjadi 3 menit setelah sunset di Jayapura).Dan tentu, dengan visibilitas yang sangat rendah itu, awal Sya’ban bisa dipastikan jatuh pada 7 April 2019 yang lalu.
Kondisi hilal saat rukyat awal Ramadhan 1440 H
Dengan asumsi awal Sya’ban adalah tanggal 7 April maka hari ke-29 bulan Sya’ban adalah 5 Mei 2019. Pada tanggal tersebut, ijtima’ terjadi pada jam 05:46 WIB, sehingga pada saat rukyat sore harinya akan terjadi kondisi “matched”, di mana posisi bulan berada di atas ufuk untuk semua lokasi di Indonesia.
Berikut ini adalah data hisab Matahari-Bulan pada pada tanggal 5 Mei 2019 untuk wilayah Indonesia:
- Ijtima’: Jam 05:46 WIB
- Pada saat maghrib (sunset)
- Arah matahari:286,2° s/d 286,4° (azimuth)
- Arah bulan:283,4° s/d 285,0° (azimuth)
- Tinggi bulan:4,9° s/d6,1° (altitude)
- Jarak angular: bulan-matahari 5,7° s/d6,9° (elongasi)
- Usia hilal:9 jam 48 mnt s/d13 jam 0 menit
- Iluminasi hilal:0,18% s/d0,32%
- Pada saat bulan terbenam (moonset)
- Arah bulan:283,5° s/d284,0° (azimuth)
Yang bisa kita simpulkan dari pembacaan data hisab di atas adalah:
- Posisi hilal berada di atas cenderung ke kiri (selatan) dari posisi matahari terbenam.
- Tinggi hilal maksimum 6,1°(terjadi di lokasi pantau selatan-barat Indonesia, diwakili lokasi pantau Pelabuhan Ratu, Jawa Barat).
- Elongasi maksimum 6,9° (terjadi di lokasi pantau utara-barat Indonesia, diwakili lokasi pantau Lhoknga, Aceh).
- Orientasi pengamatan adalah barat-utara (lokasi pengamatan yang ideal adalah pantai/lereng yang menghadap ke barat-utara).
Visibilitas Hilal 5 Mei 2019
Berikut ini adalah beberapa peta visibilitas hilal untuk hari Minggu, tanggal 5 Mei 2019 yang mencerminkan pandangan para ahli:
Peta visibilitas hilal menurut kriteria Odeh
Peta visibilitas hilal menurut kriteria Shaukat
Peta visibilitas hilal menurut kriteria Yallop
Peta visibilitas hilal menurut kriteria SAAO (South African Astronomical Observatory)
Dari keempat peta visibilitas hilal di atas terlihat bahwa terjadi perbedaan prediksi mengenai visibilitas hilal pada tanggal 5 Mei 2019, yakni sebagai berikut:
- Kriteria Odeh dan Shaukat menyatakan bahwa hilal tidak terlihat oleh mata telanjang dari seluruh wilayah Indonesia, namun sebagian besar wilayah Indonesia (tengah hingga barat) masuk area visibilitas optik.
- Kriteria Yallop dan SAAO menyatakan bahwa seluruh wilayah Indonesia belum masuk dalam area visibilitas optik sekalipun.
- Perbedaan pandangan ini menyiratkan terjadinya perbedaan awal puasa di Indonesia. Menurut prediksi visibilitas hilal yang diwakili oleh keempat kriteria di atas, kesaksian terlihatnya hilal nantinya hanya bisa diterima melalui pengamatan dengan optik untuk wilayah Indonesia (terutama di zona tengah hingga barat).
- Dengan besaran data hisab seperti itu, peluang terjadinya kesaksian terlihatnya hilal di wilayah Indonesia pada saat rukyat pada 5 Mei nanti masih besar.
- Seperti diketahui bahwa Kementrian Agama Indonesia menerapkan imkanur-rukyat MABIMS (arbitrasi patokan minimal kemungkinan terlihatnya hilal yang mencakup Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura) yaitu 2-3-8 (tinggi 2°, jarak sudut matahari-bulan 3°, usia hilal 8 jam).
- Imkanur-rukyat yang sangat longgar inilah yang menjadikan rukyat hilal di Indonesia rawan dengan kesaksian yang janggal.
Jadi semuanya masih harus diuji dengan integritas pengamat melalui pengamatan di lapangan!Wallahu a’lam bish-shawab.
Prediksi Awal Syawal 1440 H
Dalam bulan qamariyah, setiap penentuan waktu pengamatan hilal awal bulannya selalu terkait dengan itsbat awal bulan sebelumnya.Itulah kenapa pengamatan hilal selalu dilakukan pada hari ke-29 setiap bulan sesuai dengan kaidah ilmu astronomi.
Sebelum ada kepastian itsbat awal Ramadhan 1440 H untuk wilayah Indonesia, kita hanya bisa membuat asumsi berkenaan dengan awal Syawal 1440 H.
Asumsi 1: Jika awal Ramadhan jatuh pada Senin, 6 Mei 2019, konsekuensinya:
Pengamatan hilal awal Syawal 1440 H akan dilaksanakan pada Senin, 3 Juni 2019 dalam kondisi sebagai berikut:
- Ijtima’ akhir Ramadhan 1440 H terjadi pada hari Senin, 3 Juni 2019 jam 17:03 WIB.
- Hilal mustahil dirukyat di seluruh wilayah Indonesia karena berada di bawah ufuk astronomis dengan keterangan sebagai berikut:
- Belum terjadi ijtima’ saat sunset di seluruh zona Indonesia timur dan tengah kecuali bagian timur Kalimantan.
- Untuk wilayah selebihnya, meskipun terjadi ijtima’ sebelum sunset, hilal pada posisi nyaris sejajar-horizontal dengan matahari, sehingga keduanya terbenam dalam waktu yang hampir bersamaan.
Visibilitas hilal 3 Juni 2019
Kriteria Odeh, 3 Juni 2019
Kriteria Shaukat, 3 Juni 2019
Kriteria Yallop, 3 Juni 2019
Kriteria SAAO, 3 Juni 2019
Asumsi 2: Jika awal Ramadhan jatuh pada Selasa, 7 Mei 2019, konsekuensinya:
Pengamatan hilal awal Syawal 1440 H akan dilaksanakan pada Selasa, 4 Juni 2019 dalam kondisi sebagai berikut:
- Ijtima’ akhir Ramadhan 1440 H terjadi pada hari Senin, 3 Juni 2019 jam 17:03 WIB.
- Usia hilal sudah lebih dari 22 jam dengan ketinggian hilal minimum 11° (untuk lokasi pantau Jayapura, Papua), dan seluruh Indonesia masuk dalam kategori visibilitas “mudah terlihat” untuk semua kriteria visibilitas.
Visibilitas hilal 4 Juni 2019
Kriteria Odeh, 4 Juni 2019
Kriteria Shaukat, 4 Juni 2019
Kriteria Yallop, 4 Juni 2019
Kriteria SAAO, 4 Juni 2019
Dari kedua asumsi di atas bisa disimpulkan bahwa:
- Jika asumsi 1 terjadi, maka akan terjadi istikmal atau penggenapan Ramadhan menjadi 30 hari sehingga awal Syawal akan jatuh pada hari Rabu, 5 Juni 2019.
- Jika asumsi 2 terjadi, maka hilal sudah pada fase visibilitas mudah terlihat (rukyat muhaqaqah) dan awal Syawal akan jatuh pada hari Rabu, 5 Juni 2019.
‘Ala kulli hal, kapan pun awal puasanya, kita akan tetap merayakan Idul Fitri bersama-sama, Insya Allah.