Kondisi Hilal awal Jumadilawal 1447 untuk wilayah Indonesia

Kondisi Hilal Rabiulakhir 1447 H

Ijtimak awal Rabiulakhir terjadi pada pukul 02:54:17 WIB di tanggal 22 September 2025. Karena ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam di wilayah Indonesia, maka pengamatan hilal awal Rabiulakhir 1447 H dilakukan pada 22 September 2025 dan sebagaimana telah diumumkan Dewan Syura Ahlulbait Indonesia, awal Rabiulakhir 1447 H jatuh pada hari Rabu, 24 September 2025

Kondisi Hilal Saat Rukyat Awal Jumadilawal 1447 H

Berdasarkan awal Rabiulakhir yang jatuh pada tanggal 24 September 2025, maka rukyat awal Jumadilawal dilakukan pada Rabu , 22 Oktober 2025 (29 hari setelah 24 September 2025). Ijtimak terjadi pada pukul 19:25:30 WIB di tanggal 21 Oktober, dan saat matahari terbenam di hari itu (21 Oktober), ijtimak belum terjadi untuk seluruh wilayah Indonesia.

Bagi pihak yang menetapkan awal Rabiulakhir 1447 H jatuh pada tanggal 23 September 2025, maka secara perhitungan, rukyah untuk menentukan awal Jumadilawal 1447 H akan dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2025, yakni 29 hari setelah tanggal 23 September.

Namun, keputusan tersebut tidak sejalan dengan Kaidah Astronomi. Mengapa demikian? Karena pada tanggal 21 Oktober 2025, saat matahari terbenam, ijtimak (konjungsi bulan-matahari) belum terjadi. Dengan kata lain, bulan baru secara astronomis belum lahir, sehingga hilal tidak mungkin dapat di rukyat pada hari tersebut.

Hal ini menimbulkan pertanyaan: bagaimana mungkin rukyah dilakukan ketika ijtimak saja belum terjadi? Kondisi seperti ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara pelaksanaan rukyah dan dasar perhitungan astronomi, yang seharusnya menjadi acuan utama dalam menentukan awal bulan Hijriah secara ilmiah dan syar’i.

Data Hisab awal Jumadilawal 1447 H untuk wilayah Indonesia

Beberapa keterangan terkait data hisab :

1. Untuk penentuan awal bulan Jumadilawal 1447 H, konjungsi akan terjadi pada hari Selasa, 21 Oktober 2025 M, pukul 12.25.02 UT atau Selasa, 21 Oktober 2025 M, pukul 19.25.02 WIB atau Selasa, 21 Oktober 2025 M, pukul 20.25.02 WITA atau Selasa, 21 Oktober 2025 M, pukul 25.21.02 WIB. Di wilayah Indonesia pada tanggal 21 Oktober 2025, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.27.10 WIB di Jayapura, Papua dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.22.27 WIB di Banda Aceh, Aceh. Kemudian di wilayah Indonesia pada tanggal 22 Oktober 2025, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.27.05 WIB di Jayapura, Papua dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.22.10 WIB di Banda Aceh, Aceh.

2. Secara astronomis pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal bulan Jumadilawal 1447 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam tanggal 22 Oktober 2025.

3. Ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada tanggal 21 Oktober 2025, berkisar antara -4.46⁰ di Jayapura, Papua hingga -3.00⁰ di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Ketinggian Hilal (mar’i) di Indonesia saat Matahari terbenam pada 22 Oktober 2025, berkisar antara 6.2⁰ di Melonguane, Sulawesi Utara hingga 7.8⁰ di Parigi, Jawa Barat.

4. Elongasi geosentris di Indonesia saat Matahari terbenam pada tanggal 21 Oktober 2025, berkisar antara 3.35⁰ di Banda Aceh, Aceh sampai dengan 3.69⁰ di Jayapura, Papua. Elongasi geosentris di Indonesia saat Matahari terbenam pada 22 Oktober 2025, berkisar antara 9.95⁰ di Jayapura, Papua hingga 11.2⁰ di Banda Aceh, Aceh. Sedangkan Elongasi Toposentris 9.3⁰ sampai dengan 10.6⁰

5. Umur Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 21 Oktober 2025, berkisar antara -3.96 jam di Jayapura, Papua hingga -1.04 jam di Banda Aceh, Aceh. Umur Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 22 Oktober 2025, berkisar antara 20 jam 1 menit di Jayapura, Papua hingga 22 jam 57 menit di Banda Aceh, Aceh.

6. Lag di Indonesia saat Matahari terbenam pada 21 Oktober 2025, berkisar antara -15.37 menit di Jayapura, Papua hingga -10.29 menit di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Lag di Indonesia saat Matahari terbenam pada 22 Oktober 2025, berkisar antara 26.26 menit di Melonguane, Sulawesi Utara hingga 35.31 menit di Parigi, Jawa Barat.

7. Fraksi Illuminasi Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada tanggal 21 Oktober 2025, berkisar antara 0,11% di Bintuhan, Bengkulu hingga 0,15% di Jayapura, Papua. Fraksi Illuminasi Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada tanggal 22 Oktober 2025, berkisar antara 0.65% di Merauke, Papua hingga 0.85% di Sabang, Aceh.

8. Pada tanggal 21 Oktober 2021 dan 22 Oktober 2025, dari sejak Matahari terbenam hingga Bulan terbenam tidak ada objek astronomi lainnya yang jarak sudutnya lebih kecil dari 10 derajat dari Bulan.

Posted in: Berita, Data Hisab

Related Posts

Kondisi Hilal awal Jumadilawal 1447 untuk wilayah Indonesia
22/10/2025 0

Kondisi Hilal Rabiulakhir 1447 H Ijtimak awal Rabiulakhir terjadi pada pukul 02:54:17 WIB di ...

Kondisi Hilal Rabiulakhir 1447 dan Gerhana Matahari Sebagian (tidak terlihat di Indonesia)
22/09/2025 0

Kondisi Hilal Rabiulawal 1447 H Ijtimak awal Rabiulawal terjadi pada pukul 13:06:34 WIB di ...

Gerhana Bulan Total 7–8 September 2025: Fenomena Langka yang Bisa Disaksikan di Indonesia
02/09/2025

Pada tanggal 7–8 September 2025 , langit Indonesia akan dihiasi oleh fenomena alam yang ...

Prediksi Awal Rabiulawal 1447
23/08/2025 0

Kondisi Hilal Safar 1447 H Ijtimak awal Safar terjadi pada 25 Juli 2025 pukul 02:11:02 WIB. ...

Prediksi Awal Safar 1447
23/07/2025 0

Kondisi Hilal Muharam 1447 H Ijtimak awal Muharam terjadi pada 25 Juni 2025 pukul 17:31:44 WIB. ...