Infografis : Bola dan Kubah Langit
Untuk menandai posisi benda langit yang jauh seperti bintang, jarak sudah tidak diperhitungkan lagi. Apalagi taburan bintang di seantero langit terlihat dari Bumi dalam pola gambar yang tetap dan gerakan yang serempak. Karena kita tinggal di planet yang menyerupai bola, maka cara terbaik untuk menandai posisi bintang adalah dengan mengimajinasikan bola raksasa transparan yang membungkus Bumi dengan titik pusat bola bertemu dengan pusat Bumi. Dengan demikian setiap bintang akan terproyeksi ke bidang bola imajiner tersebut yang tampak oleh kita dari pusat bola.
Dari pandangan kita, bintang-bintang itu seakan taburan permata yang melekat pada dinding bola yang bergerak menggelinding dengan sumbu putar selaras dengan sumbu kutub Bumi. Dan karena Bumi ber-rotasi ke arah timur, maka bola langit secara ilusif tampak berputar ke arah barat.
Ketika Bumi berputar pada porosnya, bagian dalam bola langit yang tampak oleh kita seperti berputar pada arah yang berlawanan. Perputaran ini terlihat dari gerak melingkar bintang-bintang yang putarannya semakin mengecil hingga terpusat pada sebuah titik. Itulah yang dunamakan kutub langit. Karena merupakan ekstensi dari kutub Bumi, maka saat jika kita berada tepat di equator Bumi, kedua kutub langit akan berada pada horizon pada arah yang berseberangan. Semakin kita bergerak mendekati kutub Bumi, kutub langit akan tampak semakin meninggi. Hingga saat kita berada tepat di kutub Bumi, kutub langit akan tepat di Zenith.
Bagaimana dengan equator langit? Equator langit merupakan proyeksi equator Bumi ke permukaan bola langit. Saat kita berada di equator Bumi, equator langit melintang persis di atas kepala kita dan membagi belahan langit utara dan selatan sama besar. Ketika kita maju mendekati kutub Bumi, equator langit akan semakin merendah di belakang kita. Jarak busur antara bidang equator langit dengan sumbu kutub langit adalah 90°.
Kubah langit adalah diagram grafis untuk menggambarkan bola Langit secara lokal. Karena kita berada di permukaan Bumi yang bulat dan luas, kita hanya bisa mengamati separuh belahan bola langit pada satu waktu dan lokasi. Bola langit yang melingkupi Bumi terpotong oleh Horizon Bumi setinggi level mata. Karena bersifat lokal, pada diagram kubah langit berlaku ketentuan-ketentuan navigasi relatif, seperti atas-bawah (altitude) dan arah mata angin (azimuth).
Diagram kubah langit hanya menggambarkan perspektif langit dari satu titik lokasi (koordinat geografis). Jika kita mengamati sebuah bintang dan mengukur posisinya, maka hal ini tidak berlaku bagi orang lain di lokasi yang berbeda pada waktu yang sama.